Pada abad pertengahan, misalnya, pengantin perempuan memilih gaun berwarna bianglala dalam sekian banyak nuansa laksana kuning, oranye, dan merah. Pada ketika itu, pernikahan bermanfaat sebagai aliansi antara keluarga, bisnis, atau negara. Oleh sebab itu, pengantin diinginkan untuk berbusana cocok status sosial mereka.

Perempuan dari family kaya mengenakan gaun yang berani, bergaya kuno, dan warna-warni. Hiasan bulu-bulu seringkali dipakai oleh pengantin kaya. Sementara pengantin miskin lumayan mengenakan sunday best dress, atau gaun yang biasa digunakan untuk ke gereja.
Gaun pernikahan berwarna putih kesatu kali digunakan oleh ialah Princess Philippa dari Inggris, pada tahun 1406. Namun setelah tersebut pun, gaun putih masih paling jarang dipakai.

Pada tahun 1500-an, biru ialah warna yang dominan, dengan unsur leher tertutup dan memakai ornamen yang paling langka. Pada tahun 1600, tren bergulir menjadi gaun merah. Pada tahun 1700-an, nuansa warna ungu, pink, dan violet beserta korset dalam nuansa pastel pucat adalah hal yang paling modis.
Putih pulang menjadi tumpuan untuk gaun pernikahan sesudah tahun 1840. Pernikahan Ratu Victoria dengan Albert dari Saxe-Coburg mempunyai pengaruh yang besar dalam urusan ini. Victoria memilih warna putih sebab dia hendak membuktikan, dia bisa memimpin rakyatnya mengarah ke penghematan. Sebab, ketika itu, putih ialah warna yang sangat murah, sebab tidak perlu memakai pewarna guna melukis kain. Di samping itu, Ratu memiliki dalil lain, yaitu tidak hendak mengganti renda putih yang telah dipesan.

Setelah itu, meski tidak sedikit pengantin terus berpakaian dalam warna lain, Ratu telah mengenalkan sebuah tren yang secara bertahap menjadi trademark gaun pengantin pada hari ini.
Tak seperti estimasi orang, gaun putih bukanlah sebuah perlambang kesucian. Di era ini, lebih dari 75% gaun pernikahan berwarna putih. Namun, dibanyak negara, putih bukanlah warna keberuntungan.

Di Tiongkok, suatu gaun pernikahan boleh berwarna beda di samping putih. Pasalnya, untuk warga Tionghoa, putih menggambarkan kesedihan dan kemalangan. Dikatakan bahwa saat pengantin memilih untuk menggunakan baju putih, itu dengan kata lain orangtua mempelai membangkang pernikahan itu.
Lain lagi, di India, bisa diterima guna mengenakan gaun pengantin putih, melulu jika diberikan software warna yang berbeda. Sebab, gaun putih menyeluruh diandalkan dapat menyebabkan ketidakbahagiaan. (Wikkianto)
Warna Baju Pengantin Yang Bagus – Warna Baju Pengantin Yang Bagus