TEMPO.CO, Jakarta – Dian Pelangi mengindikasikan karyanya di acara International Fashion Summit (Sommet International de la Mode) sebagai susunan penutup acara Paris Fashion Week di Prancis pada 4 Oktober 2017. Perhelatan ini menyisakan empiris yang berharga untuk Dian Pelangi tentang pentingnya toleransi antar umat beragama.

Baca juga:
Jurus Dian Pelangi Setiap Solo Traveling
Dian Pelangi Sempat Galau Belajar Tata Busana, Kini di NYFW
Dian Pelangi Ciptakan Batik Kuas, Bagaimana Cara Membuatnya
Terpilih sebagai di antara pemenang dari Islamic Fashion and Design Council (IFDC) tidak serta merta menciptakan perjalanan desainer busana muslim ini guna tampil dalam gelaran fashion dunia itu berjalan lancar. Dian menuliskan penyelenggara sempat mempertanyaan pemakaian jilbab pada koleksi busananya.

Mereka beralasan, masyarakat Prancis susah menerima busana muslim yang dirasakan terlalu gampang kelihatan dengan penutup kepala. Penyelenggara pun menghindari kontroversi tampilnya hijab pada masyarakat Prancis. “Sebanyak 5 dari 12 modelku diminta tampil tanpa hijab,” kata Dian Pelangi di Jakarta.
Berbagai jenis anting panjang mempercantik tampilan kerudung yang minimalis dalam koleksi “Dear Paris…” karya Dian Pelangi, di Bunga Rampai Restaurant, Rabu, 18 Oktober 2017. TEMPO | Satria Dewi Anjaswari

Menanggapi permintaan itu, Dian Pelangi, 26 tahun, menyatakan terkejut namun dengan tegas menolak mencungkil jilbab semua penampilan modelnya. “Jelas aku tolak sebab permintaan itu bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai yang berkeinginan aku sampaikan,” ucapnya.
Baca juga: Hijab guna Berolahraga

Dian Pelangi menyayangkan sejumlah desaiiner yang menyerah pada permintaan penyelenggara, dan merelakan penampilan modest fashionnya dengan melonggarkan unsur leher yang tidak dipedulikan terbuka, atau rambut yang tidak banyak menyembul. “Aku kukuh pertahankan model-modelku tetap gunakan jilbab sebab aku merasa punya tanggung jawab merepresentasikan muslimah berhijab yang benar tersebut seperti apa,” kata Dian Pelagi.
Dian Pelangi mengetahui situasi politik di negara tersebut. Dengan situasi itu, malah modest fashion mesti tampil apa adanya dalam gelaran sekelas Paris Fashion Week untuk menyerahkan pengertian untuk pihak-pihak yang salah paham bersangkutan pemakaian kerudung pada muslimah.

Pemerintah Prancis sejumlah kali mengeluarkan kepandaian yang antipati terhadap warga muslim. Pada 2013, pemerintah memberi batas pemakaian kerudung di lokasi umum sebab memandang tersebut sebagai ekspresi keagamaan yang ekstrem.
SATRIA DEWI ANJASWARI
Desain Fashion Hijab – fashion design hijab