INDUSTRI fesyen Tanah Air memang tengah berkembang pesat. Hal ini menciptakan para desainer di Indonesia makin bergairah membuat karya yang menarik dengan mengeksplorasi keindahan kain-kain Nusantara.

Salah satunya desainer Indonesia, Yunita Harun, yang merilis karya dari kain Tenun Tapanuli Selatan atau yang dikenal dengan Tenun Sipirok. Melalui koleksi pagelaran busana bertajuk Bujing Bujing Nauli, Yunita hendak mengembangkan dan mempromosikan tenun sipirok Tapanuli Selatan, laksana halnya batik dan tenun-tenun beda yang terdapat di Nusantara.
Dari tangan dinginnya tercipta pelbagai gaya busana, mulai dari busana kasual sehari-hari, evening wear (hijab dan non hijab), kebaya, dan busana pengantin.
“Bujing bujing Nauli ini dengan kata lain gadis-gadis cantik. Di sini saya akan memperlihatkan busana kasual, evening wear baik muslim dan non muslim, kebaya kurung, dan busana pengantin. Saya hendak tenun dapat digunakan oleh orang tidak sedikit dalam sekian banyak kesempatan,” papar Yunita Harun, dalam jumpa pers, di Bimasena Dharmawangsa Hotel, Selasa (31/5/2016).

Melalui tenun ini Yunita berkreasi membuat koleksi busana canggih dengan karakteristik desainnya yang geometris, twist, dan draperi. Dengan format desain ini, wanita yang memulai karir sebagai desainer pada tahun 1996 itu hendak menciptakan kesan dewasa, elegan, modis, dan menarik dengan segmentasi umur 35 tahun ke atas.
“Memang target pasar saya di range umur tersebut. Di samping itu, pada range usia itu lebih tidak sedikit yang mengapresiasi, menghargai, dan tertarik dengan kain tenun dikomparasikan usia di bawah itu. Tetapi, bukan berarti pada usia itu tidak menghargai atau tidak tertarik,” tambah Yunita.
Untuk menghasilkan format yang sempurna, Yunita menggabungkan kreasinya dengan material bahan polos, laksana sifon, tafetta, dan satin. Beragam warna bordir sudah disesuaikan dengan desain tenun. Ditambah dengan pemakaian brokat, swarovski, dan payet pun melengkapi keindahan semua desain.

Berdasarkan keterangan dari Yunita, perbedaan tenun Tapanuli Selatan dikomparasikan dengan tenun dari wilayah Tapanuli lainnya ialah terletak pada corak tenun yang lebih menonjolkan non dinamisme dan non animisme. Warna yang dihadirkan pun ingin cerah dan bernuansa tropical, laksana oranye, merah, kuning, sampai hijau emerald, ungu, biru, dan hitam.
“Kalau Tapanuli Utara terdapat corak-corak ritual, bila di tenun Sipirok coraknya laksana bunga, variasi garis, dan format geometrik lainnya, yang setiap memiliki makna tersendiri,” katanya.
Selain sebanyak busana wanita, terdapat sejumlah potong busana pria, laksana jas, vest, dan celana berpotongan lebar.
Dengan diselenggarakannya pagelaran busana Bujing Bujing Nauli, Yunita bercita-cita kain Tenun Sipirok bisa lebih dikenal masyarakat baik nasional dan internasional.
(ren)
Desain Baju Gamis Keluarga Queen – Desain Baju Gamis Keluarga Queen