MESKI belum tergolong dalam barisan kiblat mode dunia, kota Jakarta menjadi di antara yang dianggarkan dalam melahirkan tren terbaru untuk para penyuka dan penikmat mode Tanah Air. Ya, di Jakarta Fashion Week 2017, sebanyak desainer Indonesia sampai luar negeri menghadirkan aneka busana yang ditebak menjadi tren sepanjang tahun ini.
Lantas, apa saja tren busana perempuan yang disuguhkan dalam gelaran yang diadakan selama tujuh hari beruntun itu?
Modest wear
Gaya busana santun atau dikenal dengan modest wear menjadi yang paling tidak sedikit di highlight sepanjang gelaran Jakarta Fashion Week 2017. Modest wear di sini tak melulu dikenakan oleh semua wanita berhijab, tetapi pun wanita yang tidak berhijab. Salah satu label yang memperlihatkan koleksi modest wear ialah I.K.Y.K (I Know You Know).
I.K.Y.K mempresentasikan karakteristik gaya busana santun dari sejumlah negara di Asia. Anindia Putri, sang desainer, mengupayakan memadukan bagian pop culture (budaya musik, film, dan fesyen) yang tidak melulu digandrungi guna feysen lokal tetapi pun secara lingkup global.
(foto: heru/okezone)
Siluet aneka outfit yang diluncurkan jatuh pada opsi warna natural. Sebut saja salmon pink, kuning pastel, red wine, navy blue, dan green olive dengan material bahan dan desain bernuansa 80’an laksana velvet, tartan, dan gingham.
Nuansa earth tone sampai pop color

Ardistia New York memperlihatkan evening wear dengan nuansa warna netral laksana classic camel, iron grey, infinite black and white. Warna itu dituangkan dalam format siluet dimensional, asimetris layering, sampai sleeveless blouse dengan celana palazzo, outerwear dengan crop top.
(foto: kiki/okezone)
Kemudian, desainer Raegita Zoro yang menghadirkan rancangan koleksinya dalam nuansa yang lebih segar, yaitu berkonsep urban dengan warna-warna bold, laksana kuning mustard, biru indigo, hitam, sampai metalik.

Gaya etnik
Seiring berkembangnya tren fesyen dunia, kain tradisional Indonesia makin naik daun di panggung mode Jakarta Fashion Week 2017. Misalnya, hasil kerajinan batik dan tenun dari Kediri, Jawa Timur, yang dirancang menjadi tampilan yang modis. Siluet rok, gamis, dan blus muncul dalam aneka busana yang didominasi warna abu-abu yang berasal dari material Tenun Ikat Bandar Kidul rancangan Hannie Hananto. Kemudian, motif jaranan atau kuda lumping yang dirancang Lenny Agustin berpotongan H dan X dengan warna-warna yang colorfull.
A video posted by Lenny Agustin (@lennyagustin18) on Oct 25, 2016 at 8:02am PDT

Gaya busana etnik juga diperlihatkan oleh desainer muda alumni ESMOD mempunyai nama Delyana Ulimasari. Dea, begitu ia akrab disapa, mengusung kain Songket Palembang. Menariknya, Dea menciptakan sendiri motif yang ada pada kain songket dalam tiga koleksi rancangannya.
(slv)
Desain Baju Batik Gamis Ratu – Desain Baju Batik Gamis Queen