2. Jenahara

BUAH memang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ini ialah ungkapan yang pas dicantumkan untuk desainer busana muslim, Jenahara. Ya, ia ialah tak beda dan tak bukan ialah putri dari desainer senior Tanah Air, Ida Royani.
Berkecimpung di dunia desain dengan menjadi desainer busana muslim, Jenahara memang adalah salah satu desainer yang karyanya digandrungi tidak sedikit hijabers Indonesia, ia pun salah satu pendiri dari “Hijabers Community Indonesia”. Dengan ini rasanya sesuai jika Jenahara dinamakan sebagai sosok Kartini canggih masa kini.
Menginsipirasi perempuan terutama perempuan muda untuk berusaha dan berhasil dengan tangan dan kaki sendiri ialah hal yang dilakoni Jenahara, walaupun tercetus sebagai putri dari Ida Royani yang pun mempunyai nama besar di dunia industri fashion, tidak menciptakan Jenahara memakai nama besar ibunya untuk menaikkan popularitasnya.
Perempuan kelahiran 27 Agustus 1985 ini memilih guna lebih tidak sedikit memepelajari gaya busana nya sendiri dari lingkungan sekitarnya. Gaya yang asimetris menjadikan rancangannya lebih fashionable dan pun unik tetapi tetap wearable. Sekarang Jenahara sudah memiliki 3 label fashion, diantaranya Jenahara guna ready to wear, Jenahara Nasution guna busana yang limited edition, dan Jenahara by Ida Royani yang adalah label kerja sama dengan sang Ibunda.
Soal prestasi, Jenahara pun telah mengharumkan nama Indonesia di kancah mancanegara. Dengan tampilnya sejumlah karyanya di perhelatan Hongkong Fashion Week sejumlah waktu lalu.
3.Ria Miranda
SOSOK Kartini ialah sosok perempuan yang menginspirasi tidak melulu untuk sesama wanita guna berkarya lebih baik lagi, tetapi pun orang tidak sedikit pada umumnya.
Sosok Kartini dulu yang memperjuangkan emansipasi wanita sekarang di era canggih telah berkembang menjadi tidak melulu memperjuangkan emansipasi perempuan di kehidupan sehari-hari, tapi pun berkarya dan bermanfaat untuk orang lain.
Ialah desainer muda nan cantik, Ria Miranda, rasanya pantas dicantumkan titel sebagai sosok Kartini modern. Perempuan kelahiran Padang, Sumatera Barat, 15 Juli 1985 ini ialah seorang perancang busana muslim Indonesia. Ria yang mempunyai brand Riamiranda ini tergolong salah seoran figur perancang busana yang dirasakan mempengaruhi tren pemakaian busana muslim hijab yang berkembang pesat di kalangan wanita muslim di Tanah Air.

Karya dari Ria tidak sedikit mengeksploitasi garis-garis, sentuhan pastel dan girly yang feminin serta berkarakter kuat tidak sedikit disukai semua hijabers. Permainan warna-warna pastel yang lembut, manis, dan feminin jadi salah satu karakteristik yang disukai pelanggannya dari wanita lulusan Universitas Andalas dan sekolah mode ESMOD ini.
Ria yang giat mengenalkan karyanya lewat media sosial dan pun membentuk hijabers community ini sudah memiliki belasan outlet yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia, laksana Jakarta,Padang, Medan, Jakarta, Bandung, Cirebon, Balikpapan,Samarinda, Makassar, Banda Aceh dan Surabaya.
Ria yang baru-baru ini merilis koleksi teranyar untuk Sophie Paris ini pun baru saja merilis kitab yang berjudul “Passhion!”. Buku yang bertemakan mengenai kehidupan individu serta sekitar perjalanan kariernya, Lewat kitab ini Ria berpesan supaya tidak pernah menyerah dalam menggapai impian, mengerjakan mimpi cita-cita dengan maksimal dan optimal dan yakin bahwa kesuksesan bakal datang. Berjuang di dunia fashion sebagai destinasi hidup dan cita-cita yang layak untuk dipertahankan ialah keyakinan dari di antara pendiri Hijabers Community ini.
4. Restu Anggraini
BAGI semua pecinta dan penikmat fashion Tanah Air, terutama fashion muslim nama dari desainer muda, Restu Anggraini tentulah telah tidak asing lagi. Desainer baju muslim ini memang mempunyai karya dan prestasi yang telah dikenal luas sampai ke mancanegara.
Mewakili anak muda, Restu yang akrab disapa Etu ini dapat disebutkan sebagai misal Kartini masa sekarang yang sukses. Mengawali karir di industri fashion pada tahun 2010, sosok ETU telah mencetuskan sejumlah karya yang luar biasa.
Siapa sangka pada awalnya, Etu bekerja di suatu event management dan menangani bidang promosi, tetapi mempunyai passion di bidang fashion menciptakan Etu terpikir guna terjun dalam bisnis fashion, terutama fashion untuk wanita muslim. Bermodalkan tidak cukup dari 5juta rupiah, Etu yang masa-masa itu bekerjasama dengan kedua sahabatnya mendesain dress, outer, celana, dan rok dengan jumlah yang tidak banyak. Etu menjual produk-produknya ini lewat acara bazaar-bazaar di mal.
Mengusung tema konsep busana muslim bergaya klasik, produk-produk dari Etu kala tersebut langsung menemukan respon yang positif. Baginya, terdapat kepuasan batin tersendiri kala menyaksikan busana karya dirinya digemari dan dikenakan orang banyak. Ditambah waktu tersebut desainer-pebisnis busana muslim belum terlalu tidak sedikit seperti sekarang. Mulai dari momen inilah, Etu mulai berfikir matang untuk memungut ilmu dasar desain di sekolah desain.
Etu yang kesudahannya menjalankan bisnisnya ini sendiri sebab kedua sahabatnya menyimpulkan untuk bukan lagi menjalani bisnis busana muslim ini. Sebagai desainer dan pebisnis, Etu memanfaatkan sekali jaringan sosial media. Ia menguatkan penjualan melewati website dan sosial media, khususnya Instagram.
Bicara soal prestasi, Etu sukses mengenalkan karyanya lebih luas lagi sampai ke dunia internasional. Salah satunya dalam perhelatan Mercedes-Benz Fashion Week Tokyo 2015, 17 Maret 2015 lalu. Ia lolos seleksi dari sekian tidak sedikit desainer dan karyanya. Untuk memperkenalkan karya desainer Indonesia ke pasar internasional tersebut, Etu menyiapkan 1,5 bulan guna 12 koleksi busana muslim berlabel ETU yang ia tampilkan. Tak disangka di sana dirinya menemukan respons positif untuk bekerjasama dengan mitra setempat. Koleksinya tampil di majalah mode di Jepang. Bahkan Etu pun melakukan pemotretan khusus guna halaman fashion spread guna majalah Jepang tersebut.
Contoh Desain Label Hijab Baru – contoh desain label hijab baru